Selasa, 10 Maret 2015

Kala itu (Intemezo)

Kala itu aku pernah berjalan di gemerlapnya malam,
Malam yg begitu indah, penuh dengan sejuta mimpi yg selalu bisa ku jadikan harapan luas,
Malam yg selalu tak pernah menampakkan kepekatannya,
Malam yg membuatku seakan hidup ini akan selalu baik-baik saja,
Perjalanan yg selalu ujungnya terasa masih sangat jauh, dan bahkan tak pernah terlintas bahwa di ujung sana sesuatu sedang menungguku.
Membayangkannya saja aku tak pernah punya nyali yg cukup!

Hingga tibalah kita di penghujung jalan itu.
Penghujung jalan yg ternyata memiliki duri yg sangat teramat tajam.
Yg tak pernah ku sangka bahwasanya bintang-bintang itu menampakkan wujud aslinya.
Terjatuh aku tak miliki kekuatan,
Entah apa yg tak bisa ku bayangkan akan terjadi seperti itu.
Terjatuh aku pikirku di jurang yg sangat dalam.
Hampir gila aku menanggung beban itu, beban yg harusnya adalah mimpi indah tetapi berubah menjadi mimpi yg sangat buruk sekali.
Entah apa yg tak pernah kau pikirkan,
Hingga tega hatimu memperlakukan org yg selama itu mempercayaimu.
Entah apa yg selalu aku bayangkan mengapa itu bisa terjadi.

Apakah hayalanku yg terlalu tinggi?
Apakah tidak pernahkah kau pikirkan akan nasibku ini?
Aku, lebih memilih untuk di tinggal mati saja! Daripada harus menanggung beban seperti dulu itu.
Kau mengerti itu?
Apakah kau paham maksudnya?
Aku rasa TIDAK!

Tapi!..
Yah! Itulah hidup,
Disaat aku hampir benar-benar ingin mati, Seakan ada setitik bintang yg memberiku keyakinan.
Keyakinan bahwa dengan-NYA seluruh hidupku akan baik-baik saja.
Yg dengan-NYA aku tak perlu merasa takut akan terjatuh lagi.
Yg dengan-NYA sll membuatku merasa ttp di gemerlapnya malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar