Jumat, 24 Juli 2015
Hey Kamu....
Kamu yang pernah menemani hari-hariku dan memenuhi cerita hidupku dengan mimpi-mimpimu.
Apa kabarmu saat ini?
Apakah hatimu sedang baik-baik saja disana?
Dan apakah hari-harimu baik-baik saja disana?
Ku harap demikian baiknya.
Dulu,
Aku dan kamu tak terpisahkan satu dengan yang lain.
Bahkan sangat bisa membuat orang lain yang melihatnya sangat iri.
Tapi mengapa saat ini begitu berbeda, sangat berbeda!.
Tak saling menyapa,
Menatap matapun tidak.
Mengapa waktu begitu kejam pada kita,
Atau kitalah yg sangat kejam pada waktu ini.
Atau hanya aku yang telah sangat kejam pada kalian berdua.
Entahlah,, jawaban mana yang pantas untuk menjawabnya.
Hanya saja,
Dengarkan baik-baik apa yang sedang aku pikirkan saat ini.
Terkadang aku iri, bahkan sangat iri pada dinginnya embun pagi, pada hangatnya sinar mentari.
Mereka tak selalu hadir, bahkan kadang tak hadir dalam hari-harimu,
Tapi mereka selalu saja mendapatkan tempat terbaik dalam hidupmu.
Berbeda dengan keberadaanku saat ini di hidupmu.
Selasa, 10 Maret 2015
Kala itu (Intemezo)
Kala itu aku pernah berjalan di gemerlapnya malam,
Malam yg begitu indah, penuh dengan sejuta mimpi yg selalu bisa ku jadikan harapan luas,
Malam yg selalu tak pernah menampakkan kepekatannya,
Malam yg membuatku seakan hidup ini akan selalu baik-baik saja,
Perjalanan yg selalu ujungnya terasa masih sangat jauh, dan bahkan tak pernah terlintas bahwa di ujung sana sesuatu sedang menungguku.
Membayangkannya saja aku tak pernah punya nyali yg cukup!
Hingga tibalah kita di penghujung jalan itu.
Penghujung jalan yg ternyata memiliki duri yg sangat teramat tajam.
Yg tak pernah ku sangka bahwasanya bintang-bintang itu menampakkan wujud aslinya.
Terjatuh aku tak miliki kekuatan,
Entah apa yg tak bisa ku bayangkan akan terjadi seperti itu.
Terjatuh aku pikirku di jurang yg sangat dalam.
Hampir gila aku menanggung beban itu, beban yg harusnya adalah mimpi indah tetapi berubah menjadi mimpi yg sangat buruk sekali.
Entah apa yg tak pernah kau pikirkan,
Hingga tega hatimu memperlakukan org yg selama itu mempercayaimu.
Entah apa yg selalu aku bayangkan mengapa itu bisa terjadi.
Apakah hayalanku yg terlalu tinggi?
Apakah tidak pernahkah kau pikirkan akan nasibku ini?
Aku, lebih memilih untuk di tinggal mati saja! Daripada harus menanggung beban seperti dulu itu.
Kau mengerti itu?
Apakah kau paham maksudnya?
Aku rasa TIDAK!
Tapi!..
Yah! Itulah hidup,
Disaat aku hampir benar-benar ingin mati, Seakan ada setitik bintang yg memberiku keyakinan.
Keyakinan bahwa dengan-NYA seluruh hidupku akan baik-baik saja.
Yg dengan-NYA aku tak perlu merasa takut akan terjatuh lagi.
Yg dengan-NYA sll membuatku merasa ttp di gemerlapnya malam.
Day 2 Trip to Sumbar (Bukittinggi - Part 1)
Eits bukan hanya ini saja, Taman Wisata Kintanan ini adalah pintu menuju Benteng Fort De Kock (benteng tua peninggalan zaman Belanda) melalui jembatan Limpapeh,
Uni Lis sang pemilik Warung |
Minggu, 08 Maret 2015
Day 1 Trip to Sumbar
Setelah panjang lebar ngobrol ngalor ngidul, becandaan kemana-mana, tibalah waktu keberangkatan kita (pukul 8.30)